Selasa, 17 Juli 2012

Rahasia Berurusan Dengan Manusia


Rahasia Besar Dalam Berurusan Dengan Manusia
(PART I)
                                                Norman Vincent Peale
          Hanya ada satu cara di bawah surge untuk menggugah siapa pun melakukan apa saja. Apakah Anda pernah berhenti memikirkan hal ini? Ya, hanya ada satu  cara. Dan itu adalah dengan membuat orang lain ingin melakukannya.
           
Ingat tidak ada cara lain.
            Tentu saja Anda bisa membuat seseorang memberukan Anda jamnya dengan menodongkan pistol kerusuknya. Anda bisa membuat para pegawai Anda mau bekerja sama dengan Anda- sampai punggung Anda berbalik- dengan ancaman memecat mereka. Anda bisa membuat seorang anak melakukan apa yang Anda kehendaki dengan cambukkan atau cambukkan. Tapi metode-metode kejam ini sudah sama sekali tidak bisa diharapkan bereaksi.
            Satu-satunya cara yang bisa menggerakkan Anda melakukan apapun adalah dengan member apa pun adalah dengan member Anda apa yang Anda inginkan.
            Apa yang Anda inginkan?                                         
            Sigmund Freud berkata bahwa segala yang Anda dan saya kerjakan, berasal dari dua motif: Desakkan seks dan hasrat untuk menjadi besar.
John Dewey, salah seorang filsuf Amerika yang paling terkenal, mengungkapkannya dengan cara agakberbeda. Dr. Dewey berkata bahwa desakan yang paling dalam pada sifat dasar manusia adalah hasrat untuk menjadi penting. “Ingatlah ungkapan itu:  Hasrat untuk menjadi penting.” Ini sangat penting.
            Apa yang Anda inginkan? Tidak banyak, tapi ada beberapa hal yang benar-benar anda harapkan, Anda berusaha keras untuk memenuhinya. Beberapa hal yang paling diinginkan oleh manusia adalah termasuk:
1.      Kesehatan dan pemeliharaan kehidupan.
2.      Makanan
3.      Tidur
4.      Uang atau benda-benda yg dapat dibeli dengan uang
5.      Kehidupan di alam baka
6.      Kepuasan seksual
7.      Kesejahteraan hidup
8.      Kebanggaan sebagai orang penting

Sabtu, 07 Juli 2012

The Battle of Pasola


The  Ritual  Battle  Of  Pasola
Part I
Pasola is a game played by the Western Sumbanese to celebrate the rice planting season.
The game is played by throwing wooden spears to the opponent while riding a horse. The game is played by two different groups of men from different clans or tribes.
It is a game that requires a high skill at horse riding and spear throwing skill.
It use to end up in a bloody game when the wooden spear hit the bare flesh of the participant. In the Sumbanese ancient beliefs, the spilled blood will fertilize the land and multiply the output of the paddy. Religiously speaking, the ritual battle of Pasola, is "essentially a fertility rite. Like the cock-fight, it is designed to shed blood on the earth. Likewise the people of Sumba, within their religious traditions are "believers of the spirits of nature and their ancestors as are the people of Nias and the Toraja of Sulawesi.
See the video from youtube ((Pasola))


In the Wanukaka region, as part of the ritual, early in the morning the marapu priests and their entourage go the beach to perform a prayer. They sacrifice a black cock to the gods and check the heart of the cock to read the signs from the gods on whether to proceed with the pasola as they attempt to gain the answer to their question by this ritual ofdivination.
They descend to the sea afterwards to collect the colorful sea worm as part of the ritual, then proceed to the area where the game will be played.






Minggu, 01 Juli 2012

Sasando Part II


Sasando Part II ( The Legend)
Video from youtube (Listen the sound of dream) *canon-sasando*



According to local tradition, the origin of Sasando was linked to folktale of Rote people about the tale of Sangguana.
Once upon a time, there was a boy named Sangguana who lived in Rote Island. One day he tended to savannah. He felt tired and fell asleep under a palmyra tree. Sangguana dreamt that he played beautiful music with a unique instrument. The sound and the melody was so enchanting.
 Then he woke up, surprisingly Sangguana still remembered the tones he played in the dream. He wanted to hear it one more time, so he tried to sleep again. He dreamt the same song and same instrument. Sangguana was enjoying his dream, however he had to wake up. Did not want to lose those beautiful sounds, Sangguana tried to recreate the sounds and in no time created a music instrument from palmyra leafs with the strings in the middle, based on his memory from the dream.
                                                                        Source: Wikipedia   
Sasando in Indonesian money
Thanks for your appreciate to Sasando And don’t forget visit East Nusa Tenggara, Indonesia to know more …



Sasando Part I  (What Is Sasando???)
Sasando is a harp-like traditional music string instrument native of Rote island of East Nusa TenggaraIndonesia

The name ”sasando” derived from Rote dialect ”sasandu” means "vibrating" or "sounded instrument". It is believed that sasando already known to Rote people since 7th century.
Listen the Beautifull sound from Sasando (from Youtube)
The main part of sasando is a bamboo tube that served as the frame of the instrument. Surrounded the tube is several wooden pieces served as wedges where the strings are stretched from the top to the bottom. The wedges function is to hold the strings higher than the tube surface and also to produce various length of strings to create different musical notations. The stringed bamboo tube is surrounded by a bag-like fan of dried lontar or palmyra leafs (Borassus flabellifer), functioned as the resonator of the instrument. Sasando is played with both hands reaching into the stings on bamboo tube through lontar opening on the front, and the player's fingers plucked the strings in the fashion similar to playing harp or kacapi. 
Sasando has 28 or 56 strings. The sasando with 28 strings called sasando engkel, and with 56 strings called double strings.
                
                                                                                   Source: Wikipedia
See you in Sasando Part II…..
And don’t forget to visit East Nusa Tenggara, Indonesia to know more about sasando…



Senin, 25 Juni 2012

aseli Nusa Tenggara Timur

Komodo Island, Nusa Tenggara Timur
Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewankomodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape.
Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan KomodoKabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur,Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo.








Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.
Pulau Komodo juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, karena dalam wilayah Taman Nasional Komodo, bersama denganPulau RincaPulau Padar dan Gili Motang
sumber: Wikipedia

Apa itu korosi?

korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung spontan,
korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan, korosi hanya bisa diperlambat.

Bagian pada atas permukaan tanah, asap partikel debu industrilisasi yang terlarut dalam proses industrilisasi yang terlarut dalam air hujan yang menyebabkan korosi pada konduktor,
 pada bagian bawah tanah, kondisi tanah basah yang mengandung materi alamiah juga menyebabkan korosi